Egg-Plant

Unsur Radio Aktif (kimia dasar)

Unknown | ,Jumat, Juni 19, 2015 | Be the first to comment!

BAB I
UNSUR RADIO AKTIF

A.      Latar Belakang
Suatu zat radioaktif (radioactive substance) dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki sifat untuk mengemisikan radiasi secara spontan yang mampu berjalan melewati lembaran-lembaran logam dan zat-zat lain yang tak tembus terhadap cahaya. Radiasi tersebut berlaku dengan cara yang sama seperti pada cahaya terhadap suatu pelat fotografi, menyebabkan fluoresensi bertanda dalam zat-zat tertentu dan memberikan konduktivitas listrik pada udara.
Berdasarkan hasil penelitian W.C Rontgen tersebut, maka Henry Becquerel pada tahun 1896 bermaksud menyelidik sinar X, tetapi secara kebetulan ia menemukan gejala keradioaktifan. Pada penelitiannya ia menemukan bahwa garam-garam uranium dapat merusak film foto meskipun ditutup rapat dengan kertas hitam. Menurut Becquerel, hal ini karena garam-garam uranium tersebut dapat memancarkan suatu sinar dengan spontan. Peristiwa ini dinamakan radio aktivitas spontan.

B.       Unsur Radioaktif
Unsur atau zat radioaktif adalah unsur atau zat yang mempunyai inti tidak stabil, sehingga dapat menjadi inti atom yang lain.
Tokoh-tokoh penemu zat radioaktif :
W. C. Rontgen                       :  Penemu sinar X ( sinar Rontgen )
H. Bacuerel                             :  Penemu Uranium
P. Curie dan M. Curie            :  Penemu Polonium dan Radium
1.      Sinar-sinar Radioaktif
Radiasi yang dipancarkan oleh zat raioaktif adalah partikel alfa, beta dan gamma yang kemudian disebut sinar alfa, beta, gamma.

Sinar-sinar radioaktif mempunyai sifat-sifat:
-          Dapat menembus kertas atau lempengan logam tipis.
-          Dapat mengionkan gas yang disinari.
-          Dapat menghitamkan pelat film.
-          Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar (fluoresensi).
-          Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi tiga berkas sinar, yaitu sinar α, β,
dan γ.
2.      Macam-macam sinar radioaktif
a.       Sinar Alfa (α)
Radiasi ini terdiri dari seberkas sinar partikel alfa. Radiasi alfa terdiri dari partikel-partikel yang bermuatan positif dengan muatan +2 dan massa atomnya 4. Partikel ini dianggap sebagai inti helium karena mirip dengan inti atom helium. Sewaktu menembus zat,sinar α menghasilkan sejumlah besar ion. Oleh karena bermuatan positif partikel α dibelokkan oleh medan magnet maupun medan listrik. Partikel alfa memiliki daya tembus yang rendah. Partikel-partikel alfa bergerak dengan kecepatan antara 2.000 – 20.000 mil per detik, atau 1 –10 persen kecepatan cahaya.
b.      Sinar Beta (β)
Berkas sinar β terdiri dari partikel-partikel yang bermuatan negatif dan partikel β identik dengan elektron. Sinar beta mempunyai daya tembus yang lebih besar tetapi daya pengionnya lebih kecil dibandingkan sinar α . Berkas ini dapat menembus kertas aluminium setebal 2 hingga 3 mm. Partikel beta juga dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet , tetapi arahnya berlawanan dari partikel alfa. Selain itu partikel β mengalami pembelokan yang lebih besar dibandingkan partikel dalam medan listrik maupun dalam medan magnet. Hal itu terjadi karena partikel β mempunyai massa yang jauh lebih ringan dibandingkan partikel α.
c.       Sinar Gamma
Beberapa proses peluruhan radioaktif yang memancarkan partikel α atau β menyebabkan inti berada dalam keadaan energetik, sehingga inti selanjutnya kehilangan energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik yaitu sinar gamma. Sinar gamma mempunyai daya tembus besar dan berkas sinar ini tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet. Sinar gamma mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek.

3.       Partikel Dasar
Nama
Lambang
Muatan
Massa
Alfa
α = He
+ 2
4
Beta
β = e
– 1
0
Gamma
Γ
0
0
Netron
N
0
1
Sinar X
X
0
0
Positron
β = e
+1
0
Proton
p = H
+ 1
1
Detron
p = H
+ 1
2
Triton
p = H
+ 1
3

4.      Pita kestabilan
Yang dimaksud dengan pita kestabilan adalah tempat dimana isotop-isotop stabil berada.
a.       Pemancaran sinar Beta
Peristiwa ini terjadi jika isotop yang berada diatas pita kestabilan (nilai  > dari isotop stabilnya) ingin menycapai kestabilan.
Contoh : F→  Ne + e


b.      Pemancaran Positron
Peristiwa ini terjadi jika isotop yang berada dibawah pita kestabilan (nilai  < dari isotop stabilnya) ingin menycapai kestabilan.
Contoh : F→  O + e
c.        Pemancaran Sinar Alfa
Peristiwa ini terjadi jika isotop yang berada disembarang pita kestabilan ingin mencapai kestabilan terjadi umumnya pada inti-inti yang mempunyai nomor atom diatas 83.
Contoh : Rn→  Po + He

5.      Bahaya Radioaktif
a.       Dampak negatif dari radiasi zat radioaktif, antara lain:
-          Radiasi zat radioaktif dapat memperpendek umur manusia. Hal ini karena zat radioaktif dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh dan menurunkan
kekebalan tubuh.
-          Radiasi zat radioaktif terhadap kelenjar-kelenjar kelamin dapat mengakibatkan kemandulan dan mutasi genetik pada keturunannya.
-          Radiasi zat radioaktif dapat mengakibatkan terjadinya pembelahan sel darah putih, sehingga mengakibatkan penyakit leukimia.
-          Radiasi zat radioaktif dapat menyebabkan kerusakan somatis berbentuk lokal dengan tanda kerusakan kulit, kerusakan sel pembentuk sel darah, dan kerusakan sistem saraf.
6.      Pengaruh Radiasi pada Makhluk Hidup
Akibat radiasi yang melebihi dosis yang diperkenankan dapat menimpa seluruh tubuh atau hanya lokal. Radiasi tinggi dalam waktu singkat dapat menimbulkan efek akut atau seketika sedangkan radiasi dalam dosis rendah dampaknya baru terlihat dalam jangka waktu yang lama atau menimbulkan efek yang tertunda. Radiasi zat radioaktif dapat memengaruhi kelenjarkelenjar kelamin, sehingga menyebabkan kemandulan. Berdasarkan dari segi cepat atau lambatnya penampakan efek biologis akibat radiasi radioaktif ini.

efek radiasi dibagi menjadi seperti berikut.
a.       Efek segera
Efek ini muncul kurang dari satu tahun sejak penyinaran. Gejala yang biasanya muncul adalah mual dan muntah muntah, rasa malas dan lelah serta terjadi perubahan jumlah butir darah.
b.      Efek tertunda
Efek ini muncul setelah lebih dari satu tahun sejak penyinaran. Efek tertunda ini dapat juga diderita oleh turunan dari orang yang menerima penyinaran.


BAB II
PELURUHAN INTI


A.    Struktur Inti
Inti atom tersusun dari partikel-partikel yang disebut nukleon. Suatu inti atom yang diketahui jumlah proton dan neutronnya disebut nuklida. Inti atom tersusun dari proton dan neutron. Suatu inti dengan jumlah nucleon(proton + neutron) tertentu disebut nuklida. Suatu nuklida dilambangkan sebagai berikut.
X = lambing atom
A = nomor massa = jumlah proton + neutron
Z = nomor atom = jumlah proton
Bila ditinjau dari nomor massa, nomor atom, dan jumlah neutronnya, nuklida dapat dikelompokan sebagai berikut.
Macam-macam nuklida:
1.      Isotop: nuklida yang mempunyai jumlah proton sama  tetapi jumlah neutron berbeda.
2.      Isobar: nuklida yang mempunyai jumlah proton dan neutron sama tetapi jumlah proton berbeda.
3.      Isoton: nuklida yang mempunyai jumlah neutron sama.


B.     Reaksi pada Inti
Reaksi yang terjadi di inti atom dinamakan reaksi nuklir. Jadi Reaksi nuklir melibatkan perubahan yang tidak terjadi di kulit elektron terluar tetapi terjadi di inti atom. Reaksi nuklir memiliki persamaan dan perbedaan dengan reaksi kimia biasa. Persamaan reaksi nuklir dengan reaksi kimia biasa, antara lain seperti berikut.
-          Ada kekekalan muatan dan kekekalan massa energi.
-          Mempunyai energi pengaktifan.
-          Dapat menyerap energi (endoenergik) atau melepaskan energi (eksoenergik).

Perbedaan antara reaksi nuklir dan reaksi kimia biasa, antara lain seperti berikut.
-          Nomor atom berubah.
-          Pada reaksi endoenergik, jumlah materi hasil reaksi lebih besar dari pereaksi, sedangkan dalam reaksi eksoenergik terjadi sebaliknya.
-          Jumlah materi dinyatakan per partikel bukan per mol.
-          Reaksi-reaksi menyangkut nuklida tertentu bukan campuran isotop.
Reaksi nuklir dapat ditulis seperti contoh di atas atau dapat dinyatakan seperti berikut. Pada awal dituliskan nuklida sasaran, kemudian di dalam tanda kurung dituliskan proyektil dan partikel yang dipancarkan dipisahkan oleh tanda koma dan diakhir perumusan dituliskan nuklida hasil reaksi.
1.      Reaksi Pembelahan Inti
Sesaat sebelum perang dunia kedua beberapa kelompok ilmuwan mempelajari hasil reaksi yang diperoleh jika uranium ditembak dengan neutron. Otto Hahn dan F. Strassman, berhasil mengisolasi suatu senyawa unsur golongan II A, yang diperoleh dari penembakan uranium dengan neutron. Mereka menemukan bahwa jika uranium ditembak dengan neutron akan menghasilkan beberapa unsur menengah yang bersifat radioaktif. Reaksi ini disebut reaksi pembelahan inti atau reaksi fisi.
Contoh reaksi fisi.
Dari reaksi fisi telah ditemukan lebih dari 200 isotop dari 35 cara sebagai hasil pembelahan uranium-235. Ditinjau dari sudut kestabilan inti, hasil pembelahan mengandung banyak proton. Dari reaksi pembelahan inti dapat dilihat bahwa setiap pembelahan inti oleh satu neutron menghasilkan dua sampai empat neutron. Setelah satu atom uranium-235 mengalami pembelahan, neutron hasil pembelahan dapat digunakan untuk pembelahan atom uranium-235 yang lain dan seterusnya sehingga dapat menghasilkan reaksi rantai. Bahan pembelahan ini harus cukup besar sehingga neutron yang dihasilkan dapat tertahan dalam cuplikan itu. Jika cuplikan terlampau kecil, neutron akan keluar sehingga tidak terjadi reaksi rantai.

2.      Reaksi Fusi
Pada reaksi fusi, terjadi proses penggabungan dua atau beberapa inti ringan menjadi inti yang lebih berat. Energi yang dihasilkan dari reaksi fusi lebih besar daripada energy yang dihasikan reaksi fisi dari unsur berat dengan massa yang sama. Perhatikan reaksi fusi dengan bahan dasar antara deuterium dan litium berikut.
Reaksi-reaksi fusi biasanya terjadi pada suhu sekitar 100 juta derajat celsius. Pada suhu ini terdapat plasma dari inti dan elektron. Reaksi fusi yang terjadi pada suhu tinggi ini disebutreaksi termonuklir. Energi yang dihasikan pada reaksi fusi


BAB III
LAJU PELURUHAN

Laju peluruhan, atau aktivitas, dari material radioaktif ditentukan oleh:
A.    Konstanta:
·Waktu paruh - simbol t1 / 2 - waktu yang diperlukan sebuah material radioaktif untuk meluruh menjadi setengah bagian dari sebelumnya.
·Rata-rata waktu hidup - simbol τ - Rata-rata waktu hidup (umur hidup) sebuah material radioaktif.
·         Konstanta peluruhan - simbol λ - konstanta peluruhan berbanding terbalik dengan waktu hidup (umur hidup).
Perlu dicatat meskipun konstanta, mereka terkait dengan perilaku yang secara statistik acak, dan prediksi menggunakan kontanta ini menjadi berkurang keakuratannya untuk material dalam jumlah kecil. Tetapi, peluruhan radioaktif yang digunakan dalam teknik penanggalan sangat handal. Teknik ini merupakan salah satu pertaruhan yang aman dalam ilmu pengetahuan.
B.     Variabel:
·         Aktivitas total - simbol A - jumlah peluruhan tiap detik.
·         Aktivitas khusus - simbol SA - jumlah peluruhan tiap detik per jumlah substansi. "Jumlah substansi" dapat berupa satuan massa atau volume.)

C.     Waktu Paruh
Waktu paruh ( t ) adalah waktu yang diperlukan oleh suatu zat radioaktif agar massanya/ kereaktifannya berkurang setangahnya (50%). Karena laju reaksi peluruhan adalah reaksi orde pertama, maka massa/ kereaktifan suatu zat radioaktif pada saat tertentu dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut.
Nt = N0
Nt = massa/ keaktifan yang tersisa                    
t  = waktu peluruhan
N0 = massa/ keaktifan mula-mula                    
t1/2 = waktu paruh
Waktu paro adalah waktu yang dibutuhkan unsur radioaktif untuk mengalami peluruhan sampai menjadi 1/2 kali semula (masa atau aktivitas).
Waktu paruh suatu unsur radiokatif diketahui sebesar 30 menit.
Dalam waktu dua jam tentukan berapa bagian dari unsur radioaktif tersebut:
a.       yang masih tersisa
b.      yang sudah meluruh






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

ERP (ENTERPRISE RESOURCES PLANNING

Unknown | ,Jumat, Juni 19, 2015 | Be the first to comment!


Disusun oleh:
Kelompok 6
Diah Ayu Setiani
Miakael Pratama
Lutfi Erzani Atmaja
Tommy
Iqbal Nahaqga


SISTEM KOMPUTER
UNIVERSITAS GUNADHARMA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Proses bisnis dalam perusahaan harus berjalan dengan efektif, untuk menunjang kebutuhan perusahaan akan persaingan yang semakin ketat. Implementasi IT dapat mendukung hal ini. Namun, implementasi IT yang tidak tepat akan menambah beban perusahaan. Oleh karena itu, implementasi IT sebaiknya dirancang sedemikian rupa untuk menciptakan sistem yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan dapat meningkatkan efektifitas proses bisnis yang berjalan. Salah satu implementasi IT yang banyak digunakan dan terbukti dapat meningkatkan efektivitas perusahaan adalah ERP. Berikut ini akan dibahas pengertian ERP, keuntungan dan kerugian ERP, serta implementasi ERP di perusahaan di Indonesia.
1.2  Pengertian ERP
ERP (Enterprise Resource Planning) atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Perencanaan Sumberdaya Perusahaan adalah struktur sistem informasi yang digunakan untuk mengintegrasikan proses bisnis dalam perusahaan manufaktur/jasa yang meliputi operasional dan distribusi produk yang dihasilkan. Tujuan dari implementasi ERP adalah menyatukan semua divisi yang ada dalam perusahaan menjadi satu sistem yang dapat dikendalikan secara terpusat. ERP lebih ditujukan pada sistem back-office, dimana sistem ERP tidak bersentuhan secara langsung dengan konsumen.
1.3  Sistem ERP
Gambaran ERP adalah sebagai berikut3:
-          Sistem ERP adalah suatu paket perangkat lunak yang didesain untuk lingkungan pelanggan pengguna server, apakah itu secara tradisional atau berbasis jaringan.
-          Sistem ERP memadukan sebagian besar dari proses bisnis.
-          Sistem ERP memproses sebagian besar dari transaksi perusahaan.
-          Sistem ERP menggunakan database perusahaan yang secara tipikal menyimpan setiap data sekali saja.
-          Sistem ERP memungkinkan mengakses data secara waktu nyata (real time).
-          Dalam beberapa hal sistem ERP memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan.
-          Sistem ERP menunjang sistem multi mata uang dan bahasa, yang sangat diperlukan oleh perusahaan multinasional.
-          Sistem ERP memungkinkan penyesuaian untuk kebutuhan khusus perusahaan tanpa melakukan pemrograman kembali.


BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Modul Pada ERP
Pada umumnya, ERP dibangun sebagai sistem berbasis modul yang menangani proses manufaktur, logistik, distribusi, inventori, invoice, akuntasi perusahaan dan lain sebagainya. Dari modul-modul tersebut, maka aktivitas penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia dapat dikontrol dengan baik dan informasi yang berhubungan dengan aktivitas tersebut dapat diperoleh dengan cepat.
ERP dibagi menjadi tiga modul utama, yaitu modul operasi, modul financial dan akuntansi, dan modul sumber daya manusia. Ketiga modul ini berjalan secara terpisah, sehingga perusahaan tidak harus mengimplementasikan ketiganya secara langsung. Namun, ketiga modul tersebut berhubungan langsung dengan satu database terpusat. Misalnya ketika bagian penjualan menerima pesanan dari konsumen, bagian gudang langsung mengetahui dan mempersiapkan pesanan tersebut. Kemudian bagian akuntansi dapat melihat apakah barang pesanan sudah dikirim atau belum, sehingga ia dapat mempersiapkan tagihan untuk konsumen. Sistem yang seperti ini akan menghemat banyak resource perusahaan, seperti waktu, biaya dan tenaga kerja. Semua orang dalam sistem melihat data yang sama dan akan memperoleh informasi terbaru dari semua divisi dalam perusahaan. Dalam meningkatkan daya saingnya, lebih dari 60% perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat telah memasang atau berencana untuk memasang sebuah paket sistem ERP. Popularitas dari sistem ERP ini juga dibuktikan dari pencapaian penjualannya yang melebihi US$30 biliun di tahun 2002, sebuah peningkatan sebesar 300% dari tahun 1990an8.
Implementasi ERP membutuhkan persiapan yang matang, karena kesalahan implementasi akan mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Tahap paling awal dari implementasi ERP adalah membangun bisnis proses yang baik. Tanpa bisnis proses yang baik, semua sistem informasi berbasis komputer dengan teknik apapun tidak akan mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan tersebut. Selain itu, kesiapan karyawan akan perubahan sistem merupakan salah satu hal yang harus diperhitungkan. Rancangan ERP yang sempurna tidak akan membantu jika tidak dijalankan dengan baik. Yang harus diingat adalah tidak semua perusahaan membutuhkan ERP dalam sistemnya. Karena proses bisnis setiap perusahaan bersifat unik, sehingga ERP dalam satu perusahaan belum tentu dapat digunakan pada sistem di perusahaan yang lain, atau perbaikan proses bisnis dalam perusahaan cukup untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Agar sebuah perusahaan dapat menerapkan konsep ERP dengan baik, setiap aspek dari organisasi, manusia, informasi, dan teknologi harus dipersiapkan dengan baik. Dengan demikian penerapan tata kelola perusahaan yang baik dapat diimplementasikan pada industri sehingga dapat meningkatkan daya saing di pasar. Berikut akan dibahas beberapa komponen yang mempengaruhi implementasi ERP.

A.    Pihak Manajemen dan karyawan
Dukungan dari pihak manajemen merupakan faktor utama kesuksesan implementasi IT dalam perusahaan. Para eksekutif perusahaan harus memiliki pengertian bahwa IT adalah membutuhkan strategi pengembangan yang dinamis dan berkesinambungan, IT harus berjalan seiring dengan proses bisnis perusahaan, selain itu pihak eksekutif harus membawa CIO ke jalan yang sama dengan jalannya perusahaan7. Selain itu, karyawan juga memegang peranan yang penting dalam keberhasilan implementasi ERP. Sebaiknya, sebelum implementasi dijalankan, karyawan dipersiapkan untuk perubahan ‘besar’ yang akan terjadi, bila perlu karyawan diikut sertakan dalam tahap analisis proses bisnis, sehingga terbangun rasa memiliki yang kuat terhadap sistem baru. Dengan demikian, ketika implementasi benar-benar dijalankan, karyawan telah siap dan memiliki kemauan untuk belajar dan mendukung keberhasilan ERP tersebut. ERP tidak selalu identik dengan perampingan karyawan. Pemikiran ini yang dapat menyebabkan karyawan antipasti terhadap perubahan ke sistem ERP, karena merasa posisinya terancam dengan kemudahan yang ditawarkan ERP.

B.     Bisnis proses
Untuk membangun sistem ERP, bisnis proses harus disusun dengan jelas dan tepat. Tanpa proses bisnis yang benar, sistem apapun yang diterapkan tidak akan mampu memperbaiki keadaan perusahaan. Dalam membangun sistem ERP, sebaiknya batasan sistem yang akan dibangun jelas, sehingga implementasi ERP tidak berkembang ke hal-hal yang tidak diperlukan.

C.     Vendor
Vendor adalah perusahaan yang menyediakan paket sistem ERP yang akan diimplementasikan di perusahaan. Selain menyediakan software dan hardware, vendor juga harus memberikan pelatihan pada karyawan perusahaan yang menggunakan jasanya, agar karyawan terbiasa dengan sistem IT yang baru, dan memastikan sistem yang baru ini berjalan sesuai dengan permintaan perusahaan dan sesuai dengan proses bisnisnya. Vendor yang baik memiliki respon yang cepat terhadap masalah yang dihadapi perusahaan maupun error yang terjadi pada sistem. Sebelum menentukan vendor mana yang akan digunakan, sebaiknya perusahaan benar-benar menyelidiki latar belakang dan profil dari vendor tersebut. Hal ini perlu dilakukan karena kerja sama ini biasanya dilakukan dalam jangka panjang, dan jika perusahaan salah memilih vendor, akan merugikan bagi perusahaan itu sendiri.
2.2  Modul-modul ERP
Dalam memenuhi kebutuhan komputerisasi akitivitas bisnis perusahaan, aplikasi ERP (Enterprise Resources Planning) memiliki modul-modul berikut ini:
1.      Modul pembelian
Pada modul ini dimulai dengan purchase requisition atau permintaan pembelian. Permintaan pembelian kemudian dilanjutkan dengan purchase order. Setelah terjadi purchase order kemudian terjadi penerimaan barang. Pada saat penerimaan barang akan langsung terupdate penambahan inventory pada buku besar.
Penerimaan invoce dari vendor dan pembayaran ke vendor kemudian dikerjakan dalam modul finance. 
2.      Modul penjualan
Pada modul ini dimulai dengan pemesanan dari pelanggan dilanjutkan pengiriman barang.  Pada saat pengiriman barang langsung terupdate ke buku besar piutang pada sales dan  inventory pada cogs. Penagihan dan penerimaan pembayaran dilakukan dalam modul keuangan/finance.
3.      Modul keuangan/finance
Modul ini merupakan kelanjutan dari penerimaan tagihan dari vendor yang diikuti pembayaran ke vendor. Modul ini merupakan kelanjutan dari penagihan ke pelanggan dan diikuti penerimaan pembayaran dari pelanggan.
4.      Modul human resources
Pada modul ini terkait dengan perekrutan, pemberian benefit misalnya uang kesehatan, promosi, absensi dan lain sebagainya
5.      Modul manufacture
Modul ini mencatat proses produksi dan mencatat cost yang biasanya dipelajari pada akuntansi biaya (cost accounting)
6.      Modul CRM (Customer Relation Management)
Pada aplikasi ini seluruh interaksi dengan customer mulai dari penawaran, sales maupun keluhan pelanggan dicatat di sini.
2.3  Pengolahan Basis Data
1.      Diagram Alir ( Flowchart )
Bagan alir program (program flowchart) adalah suatu  bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart merupakan  cara penyajian dari suatu algoritma.

2.      Data Flow Diagram (DFD)
Penggunaan DFD sebagai modeling tool dipopulerkan oleh Demacro dan Yordan (1979) serta Gane dan Sarson (1979) dengan menggunkanan pendekatan metode analisis sistem terstruktur. DFD menggambarkan arus data dan keterkaitan satu sama lain dari suatu sistem informasi.
Berikut ini merupkan definisidari notasi simbol yang digunakan dalam diagram sebagai berikut:
a.       Proses (Process)
Proses merupakan model sistem yang meliputi  sistem komputer, sistem manajemen, sistem bisnis dan tentunya sistem informasi. Di dalamnya terjadi proses pertukaran sistem masukan dan keluaran disesuaikan dengan kondisi lingkungan sistem, serta terdapat proses logika dan penghitungan sistem.
Proses dapat menjelaskan logika pembuatan keputusan dan rumusan-rumusan yang akan mentransformasi proses data-data masukan menjadi keluaran. Jadi setiap data flow\dari entitas dan data storeharus dimulai dan/ atau diakhiri dalam proses.
b.      Aliran Data (Data Flow)
Data flow adalah aliran yang menghubungkan  antara proses dengan lingkungan sistem maupun proses dengan proses. Di samping itu dapat berfungsi sebagai komunikasi aliran data atau informasi antara tiap elemen. Dalam suatu diagram sistem, data flowtidak dapat menghubungkan hanya antar entitas maupun data store Jadi dalam penggunaanya data flow harus mencantumkan atau menghubungkan elemen proses.
c.        Entitas (External Entity)
Entitas merupakan sumber atau tujuan data dan dianggap eksternal atau faktor luar terhadap sistem yang sedang digambarkan. Setiap entitas diberi label dengan nama yang sesuai dan harus menunjukkan suatu kata benda. Dalam hal ini mendefinisikan orang, unit organisasi, sistem lain dan organisasi lain yang terkait dan berinteraksi dengan sistem.
d.      Penyimpanan Data (Data Store)
Dalam suatu diagram terjadi perputaran data dan informasi, maka dibutuhkan elemen untuk dapat menyimpan data dan informasi tersebut agar dapat digunakan dan diolah kembali di lain waktu. Dalam hal ini data storeberfungsi sebagai simbol yang mewakili tempat penyimpanan data yang biasanya berdasarkan nama-nama tabel dari database.

2.4  Pengaruh Terhadap Perbaikan Proses Bisnis
Terdapat dua  kemungkinan di dalam penerapan  ERP  yaitu keberhasilan dan kegagalan  yang    berdampak  bagi perusahaan. Tidak  dipungkiri bahwa penerapan ERP membutuhkan biaya yang sangat mahal. Namun semuanya dapat terbayar dengan  hasil  yang  sangat memuaskan.  Keberhasilan ERP  dapat  dicapai dengan komitmen untuk berubah, dalam hal ini  manajemen yang harus menyesuaikan ERP, bukan ERP yang menyesuaikan manajemen.  Dengan diaplikasikannya  ERP  tentunya  dapat membawa  perubahan perbaikan proses bisnis, karena  perkembangan  teknologi informasi bertujuan untuk memperbaiki sistem. Dari waktu ke waktu perkembangan teknologi tumbuh sesuai dengan  kebutuhan manusia. MIS  (Management Information System) berkembang dari yang sifatnya  sistem informasi tiap unit  kerja  misalnya accounting information system, marketing information system, HRD information system  dan production information system  dimana  di dalamnya  belum  adanya hubungan antar fungsi kerja sampai pada akhirnya diperkenalkan ERP (Enterprise Resource  Planning). Contohnya  ada  pada  perbaikan proses bisnis yang  dialami para  pengguna  software SAP, dengan adanya  SAP yang  merupakan salah satu contoh perangkat lunak  sistem ERP, sistem informasi menjadi terintegrasi, tiap-tiap bagian dalam suatu perusahaan dapat saling bertukar informasi, tidak hanya itu, dengan SAP memungkinkan antar  perusahaan yang  tergabung  dalam pengguna  SAP dapat bertukar informasi. Dengan adanya  modul  (SCM)  Supply Chain Management,  memungkinkan perusahaan untuk menghemat  biaya penyimpanan, seorang pelanggan SAP yang sedang memerlukan pasokan material tertentu maka, melalui modul SAP dapat melakukan pencarian di database melalui internet daftar perusahaan penyedianya.Dari daftar tersebut dapat diperoleh informasi lengkap dan rinci mengenai harga, spesifikasi dan waktu pengiriman jika  Anda  memesannya  langsung  dari pabrik/perusahaan penyedianya.Pelanggan tinggal memilih pemasok yang  paling  sesuai dengan kebutuhan secara  real-time dan on-line.
2.5  Pengaruh ERP Terhadap Perubahan Budaya Peerusahaan
Selain berpengaruh terhadap perbaikan proses bisnis, ERP  juga berpengaruh terhadap budaya  perusahaan. Dalam  sistem lama, contohnya  dalam menanggapi pesanan pelanggan, cara  biasa  yang dilakukan adalah setelah pelanggan melakukan pesanan yang  umumnya  masih menggunakan formulir kertas, formulir tersebut berjalan dari satu meja ke meja lain. Selanjutnya pesanan dimasukkan ke  dalam komputer bagian  satu kemudian dimasukkan lagi ke komputer bagian lain dan seterusnya. Proses ini dapat mengakibatkan kelambatan, kehilangan atau kekacauan data. Dengan penerapan ERP  budaya  seperti itu menjadi hilang,  terganti dengan budaya baru yang lebih moderen dan terintegrasi.
Secara  umum, Teknologi Informasi memerlukan kesadaran,  perbedaanbudaya  dan  kebutuhan  perkembangan Teknologi Informasi ditujukan untuk menghadapi homogenitas lingkungan sekitar.  ERP  dikonsepkan sebagai  sistem teknologi yang  terkonstruksi secara  sosial yang tercermin dari perilaku, nilai, kepercayaan dan norma pengguna ERP.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

ERP adalah bagian dari infrastruktur perusahaan, dan sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan. Semua orang dan bagian yang akan terpengaruh oleh adanya  ERP  harus terlibat dan memberikan dukungan. ERP  ada  untuk mendukung  fungsi bisnis dan meningkatkan produktivitas, bukan sebaliknya. Tujuan implementasi ERP adalah untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Tidak  semua perusahaan    berhasil  dalam menerapkan ERP  hal ini  perlu dimengerti bahwasanya penerapan aplikasi sistem baru yang didukung perangkat lunak, selalu menghadapi kesulitan dalam implementasi, khususnya dalam bentuk kelambatan, melampaui anggaran,  dan masalah kinerja. Namun pada  umumnya kegagalan penerapan ERP  pada  umumnya  disebabkan karena  faktor manusia misalnya  kebiasaan para  key  user  (manajer)  yang  tidak terbiasa  menggunakan perangkat  lunak, mereka  yang  kurang  komit dan kurang menyisihkan  waktu dalam melakukan analisis dan para  manajer  yang  kurang  memperhatikan pendidikan dan pelatihan karyawan dapat menyebabkan gagalnya ERP.
Selain berdampak  pada  proses bisnis, implementasi juga berpengaruh secara  signifikan pada  perubahan budaya  perusahaan. Perubahan budaya perusahaan lebih terfokus pada berubahnya perilaku, komunikasi dan penambahan beban kerja  karyawan. Siap tidaknya  karyawan menerima sistem baru memberikan beban kerja  yang  lebih kepada  karyawan terutama  berhubungan dengan job description dan kesadaran  untuk lebih terkomputerisasi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS